Bacaan: I Petrus 5:8-11
si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa ... dan mencari orang yang dapat ditelannya.- I Petrus 5:8
si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa ... dan mencari orang yang dapat ditelannya.- I Petrus 5:8
Dalam sebuah peperangan kemenangan tak selalu ditentukan oleh otot. Tak juga
ditentukan oleh seberapa banyak ia memiliki kekuatan dan perlengkapan senjata.
Kemenangan dalam perang justru lebih banyak ditentukan oleh cerdiknya strategi.
Perang adalah bagaimana mengenal strategi musuh dan bagaimana cara kita menghadapi
strategi musuh itu. Dalam peperangan rohani, hal yang sama juga berlaku. Penting
sekali kita mengenal strategi iblis untuk menjatuhkan iman kita. Paling tidak
ada tiga strategi iblis yang perlu kita waspadai, di samping kebohongan yang
sudah kita pelajari kemarin.
Pertama, intimidasi. Begitu banyak anak Tuhan jatuh bangun dalam dosa yang
sama karena serangan intimidasi dari iblis. Merasa bahwa dirinya tak mungkin
bisa lepas dari dosa yang selama ini membelenggunya. Merasa diri tak layak lagi
di hadapan Tuhan. Merasa bahwa Tuhan tak akan mengampuninya lagi. Sungguh mengherankan,
Tuhan mau mengampuni kesalahannya namun sayang ia justru tidak bisa mengampuni
dirinya sendiri. Ini terjadi akibat intimidasi yang dilancarkan terus menerus
oleh iblis.
Kedua, iblis selalu menawarkan dosa yang sedemikian memikat. Tak ada dosa yang
tidak enak. Semua dosa begitu nikmat, kalau tidak demikian bagaimana mungkin
para hedonis (orang yang terobsesi dengan kenikmatan dunia) keranjingan puaskan
kedagingannya? Iblis selalu berkata drugs itu akan membuat kita melayang. Majalah
Playboy itu menggairahkan. Free sex itu pengalaman seksual yang selalu baru.
Dosa itu enak, seperti racun yang disalut gula yang manis!
Ketiga, iblis akan menyerang titik lemah kita. Iblis tak akan pernah menembak
tanpa sasaran. Demikian juga ia tak akan memukul kita tanpa arah. Sebaliknya,
ia mempelajari lebih dulu dimana titik lemah kita, baru kemudian ia akan menyerang
titik lemah kita. Jadi waspada dan berhati-hatilah dengan titik lemah kita.
Perlu belajar dari Yudas seandainya titik lemah kita adalah uang. Bertanya kepada
Daud kalau titik lemah kita adalah wanita atau seks. Bertanya kepada Ananias
dan Safira kalau titik lemah kita adalah gila hormat. Bertanya kepada Kain kalau
titik lemah kita adalah amarah yang tak terkendali. Berjaga-jagalah dan jangan
berikan kesempatan kepada iblis untuk menyerang kita.
Koreksi apa faktor yang membuat kita jatuh bangun terus di dalam dosa yang
sama, mintalah kekuatan kepada Tuhan agar kita menjadi orang yang berkemenangan.
(Kwik)
0 komentar: