“Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka. Akan tetapi terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah; dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua. Ketika kepala penjara itu terjaga dari tidurnya dan melihat pintu-pintu penjara terbuka, ia menghunus pedangnya hendak membunuh diri, karena ia menyangka, bahwa orang-orang hukuman itu telah melarikan diri. Tetapi Paulus berseru dengan suara nyaring, katanya: ‘Jangan celakakan dirimu, sebab kami semuanya masih ada di sini!’ Kepala penjara itu menyuruh membawa suluh, lalu berlari masuk dan dengan gemetar tersungkurlah ia di depan Paulus dan Silas. Ia mengantar mereka ke luar, sambil berkata: ‘Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat?’ Jawab mereka: ‘Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu.’”Kisah Para Rasul 16:25-31
Seorang
motivator bisnis yang terkenal, Jim Rohn, diundang sebuah perusahaan
untuk melakukan motivasi memacu semangat karyawannya yang sudah
mengendor.
Dalam presentasinya, Jim Rohn mengambil satu kertas putih yang besar,
kemudian dia membuat sebuah titik hitam kecil dengan pen persis di
tengah kertas itu.
Kita sudah menerima kunci-kunci untuk menjadi rumah doa. Bulan lalu kita telah belajar tentang Believing is Possesing, dimana untuk menjadi rumah doa, kita diajarkan bahwa Tuhan terlebih dahulu melihat siapa yang berdoa dan Tuhan melihat iman dari orang yang menaikan doa. Saat ini kita akan belajar lagi tentang bagaiman kita menjadi rumah doa sehingga doa-doa menjadi sangat efektiv dan berdaya guna bagi Tuhan. Tema bulan Nopember 2012 ini yaitu God Does Nothing Without His Word (Tuhan tidak melakukan apa-apa tanpa FirmanNya).
mulai membasuh kaki murid-murid-Nya, lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya.- Yohanes 13:5
Untung saya bukan Yesus. Kalau saya jadi Yesus, mungkin saya akan berpikir ribuan kali sebelum mengambil baskom berisi air yang terletak di pojok ruangan, berikut kain yang biasa digunakan untuk mengelap kaki. Selain karena gengsi, alasan lain yang membuat saya menolak mentah-mentah untuk membasuh kaki para murid karena kehidupan para murid yang sama sekali tidak dapat diandalkan. Mau saya sebutkan?
“Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hambaNya.
(48) Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan namaNya adalah kudus.”
Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. Mazmur 1:1-3
Pada budaya jaman itu, sebuah kunci merupakan lambang otoritas dari Pemerintahan.
Di budaya Timur, didalam memindahkan otoritas dan pemerintahan sebuah
kota, sebuah kunci yang besar diletakkan atas diri seseorang. Sebuah
kunci dipakai untuk membuka jalan masuk dan untuk menutup jalan masuk. Kunci Daud diberikan untuk menetapkan otoritas yang Tuhan ordinasikan di tempat-tempat tersebut. (Yesaya 22:22).