Dan inilah keberanian percaya kita kepadaNya ......  1 Yohanes 5: 14.

Tuhan sedang mencurahkan kasih karuniaNya melimpah atas umatNya di tahun Ayin Gimel ini. Tahun Gimel ini dilambangkan dengan onta. Gambaran onta yang datang membawa muatan adalah ekspresi kebaikan Bapa kita di sorga bagi anak-anakNya di musim yang baru ini.  Sejumlah besar onta akan menutupi daerahmu, unta-unta muda dari Midian dan Efa ……akan membawa emas dan kemenyan, serta memberitakan perbuatan masyhur Tuhan. (Yesaya 60: 6).


Menanggapi apa yang sedang Tuhan sedang lakukan,  kita harus datang dengan hati yang murni, bersih dari konflik di hati. Karena itu kita harus datang kepada Tuhan dengan  hati penuh keberanian percaya kepadaNya. Keberanian percaya di hadapan Tuhan membuat kita   meraih kebaikan  yang telah Dia sediakan bagi kita. Kita mengenali diri dan memandang diri kita di hadapanNya  sebagai anak-anak yang dikasihiNya. Kita memiliki hubungan kasih dan persahabatan dengan Bapa kita di sorga. Dia sendiri yang menyebutkan kita adalah spesial bagiNya :”  …. Karena engkau berharga di mataKu dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau….” (Yesaya 43: 4). 
Ketika kita mengenal Allah dengan benar dan memandangNya dengan pengenalan bahwa Dia adalah Bapa kita yang baik, maka kebaikan yang Dia sediakan bagi kita  akan kita terima dan alami.

Sebaliknya, keraguan dan rasa tidak layak membuat kita kehilangan yang terbaik dari Tuhan. Contohnya si kakak sulung dalam perumpamaan anak hilang.

Dalam contoh  perumpamaan anak yang hilang, si bapa selalu mengasihi anak-anaknya. Tapi  si kakak sulung tidak mengenal kebaikan bapanya itu.  Ketika anak bungsu yang telah hilang  itu pulang, dan disambut kembali dan dipestakan oleh sang bapa, si kakak tidak bisa terima. Sementara seisi rumah bersukacita bersama sang bapa yang mendapatkan kembali anaknya yang sudah “mati,” si kakak sulung dengan murung menggerutu di luar.  Dengan hati marah berkata kepada bapanya “…telah bertahun-tahun melayani bapa, belum pernah melangggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku,  tapi si bungsu yang sudah menghamburkan harta bapa itu baru datang, dia dipestakan, dan bapa menyembelih lembu tambun buat dia.”  Padahal bapanya berkata, segala kepunyanku adalah kepunyaanmu (Lukas 15 : 29-31). Si sulung tidak menikmati kebaikan yang bapanya sediakan, sampai dia mengubah pandangannya yang salah. Ketika mata kita salah memandang kepada Bapa di sorga, maka kita gagal meraih kebaikan yang sesungguhnya Dia sediakan bagi kita.

Karena itu kita harus dengan pengenalan yang benar, dan  penuh keberanian memandang kepadaNya bahwa Dia adalah Bapaku yang selalu menyayangi dan memperdulikanku.

Apa yang harus kita tanamkan dalam hati dan hidup kita untuk selalu memiliki keberanian itu?

1. Jangan Takut.
Rasa takut dan bimbang adalah kebalikan dari berani. Tuhan tidak memberikan ketakutan. Sebaliknya Iblis menghendaki untuk kita bimbang akan Tuhan. Reaksi alamiah kita ketika menghadapi keadaan yang buruk adalah takut dan khawatir. Sebaliknya Tuhan menghendaki kita jangan takut, jangan khawatir. Mengapa kita cenderung khawatir dan bimbang? Karena tidak yakin Allah pasti menolong. Ya kalau ditolong, ….kalau tidak, nanti bagaimana….? Sudah berharap ternyata gagal, kecewa.
Pengenalan yang benar atas dasar firman dan hubungan yang intim dalam penyembahan dengan penuh penyerahan kepadaNya akan menghapus pandangan yang salah terhadap Bapa di sorga.

Ketika suatu hari Yesus sedang berkhotbah di pantai, datanglah Yairus, seorang kepala rumah ibadat meminta Yesus untuk menyembuhkan anaknya yang sakit keras. Yesuspun pergi ke rumahnya (Markus 5: 24). Namun di tengah jalan, orang yang menyusul Yairus memberitahukan bahwa anak itu sudah mati.

…. Datangalah orang dari keluarga kepada rumah ibadat itu danberkata “anakmu sudah mati, apa perlunya lagi engkau menyusahnyusahkan guru ?” Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepada rumah ibadat “Jangan takut, percaya saja!” Markus 5: 35-36.

Yairus yang menyembah Yesus, memegang perkataan Yesus. Anaknya yang sudah matipun dibangkitkan kembali. Keadaan ini tidak akan terjadi ketika bimbang dan takut.

2. Tetap Ikuti JalanNya
Dalam pergumulan yang berat dan ketidak-pastian akan berapa lama keadaan itu harus dia tempuh, Ayub bulat hati untuk tetap mengikuti jalan Tuhan. Tetapi apa yang dikatakan Ayub menghadapi kenyataan buruk yang menimpanya?
“Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas. Kakiku tetap mengikuti jejakNya, aku menuruti jalanNya dan tidak menyimpang. “ Ayub 23: 10-11

Tuhan mau agar kita terus mengikuti jejakNya. Jangan berhenti, jangan menyimpang, kebaikanNya sedang datang. Karena Dia telah menyediakanNya di depan. Kita hanya perlu terus melangkah dan tekun. Upah ketekunan dan kesetiaan sudah tersedia. Tahun Ayin adalah masa kita menuai  buah ketekunan dan kesetiaan. Apa yang Ayub tuai? Temukan sendiri dalam Ayub 42.

3. Akuilah Dia .
Allah adalah Bapa kita yang baik. Dia senantiasa baik. Tidak ada yang jahat di dalam diriNya. Tidak ada rancangan jahat bagi kita di hatiNya. Tidak ada hal yang “buruk” yang dijinkanNya menimpa kita, tanpa persetujuanNya, dan semua itu tujuannya adalah untuk mengangkat kita naik level ke tingkat berikutNya, dan meraih kebaikanNya.

Ketika menghadapai masalah, ketika keadaan sulit, yang harusnya kita akui bukanlah masalah. Bukanlah betapa sulitnya keadaan yang kualami. Akuilah, bahwa melalui hal ini saya melihat mukjizatNya dinyatakan. Akuilah Allah. Katakanlah kepada Allah, betapa hebat perbuatanNya yang ajaib. Betapa besarNya Dia bagi hidup saudara. Betapa saudara mempercayai dan mengandalkanNya. Perkatakanlah iman. Apa yang firman janjikan. Akuilah, bahwa Bapa di sorga setia dengantiap janjiNya.

Katakanlah kepada Allah: “Betapa dahsyatnya segala pekerjaan-MU; oleh sebab kekuatanMU yang besar musuhMu tunduk menjilat kepadaMU.” Mazmur 66: 3.
Ketika kita mempraktekkan ketiga hal di atas, dan tekun melakukannya, pasti saudara menuai buahnya. Kasih karuniaNya sedang dicurahkan melimpah atas kita di musim Ayin Gimel ini. Raih dan alami. Pastikan, saudara adalah orang yang akan mengalami penggenapannya, dan menyampaikan kesaksiannya kepada banyak orang. Amin. (MG)

Sumber: http://hmministry.com/2012/09/2687/Keberanian_Percaya_dihadapan_Tuhan.GBI

Bongkar kebiasaan lama! Pengunjung yang baik meninggalkan komentar.


This entry was posted on 22.14 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar:

Terima Kasih Sobat Blogger. God Bless You.

Widget by TIPS untuk Blogger GBI City of Worship Sintang
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...