Kejadian 38:1-10; 1 Korintus 15:33
Yehuda memiliki pergaulan yang luas, ia tidak hanya bergaul dengan
saudara-saudaranya, tapi meluaskan jangkauan pertemanannya dengan orang
Kanaan. Ia bahkan menjadi sahabat Hira, seorang Kanaan dari Adulam.
Adulam adalah sebuah kota Kanaan, di dekat Lembah Ela. Di kemudian hari
kota itu menjadi milik suku Yehuda. Daud pernah menyembunyikan diri dari
pengejaran Saul di Gua Adulam, di mana akhirnya ia berhasil
mengorganisir orang-orang yang terbuang menjadi pahlawan-pahlawan yang
setia yang menyertai perjuangannya meraih sukses.
Satu kali Yehuda meninggalkan kakak-kakak dan adik-adiknya, ia pergi ke
Adulam dan menumpang di tempat Hira sahabatnya. Waktu yang dihabiskan di
lingkungan orang Kanaan membuat Yehuda jatuh cinta kepada Syua.
Akhirnya Yehuda menikah dengan wanita Kanaan itu. Dari pernikahan ini
Yehuda mendapatkan tiga orang putra yang dikenal dengan nama Er, Onan,
dan Syela. Er dan Onan hidup jahat di mata Tuhan sehingga mereka mati
dalam usia yang terbilang muda. Bergaul karib dengan orang Kanaan
membuat Yehuda mengadopsi pola pikir Kanaan. Yehuda berpikir bahwa
kematian kedua putranya karena mereka menikah dengan Tamar, wanita
pembawa sial bagi keluarganya. Pola pikir inilah yang membuat Yehuda di
kemudian hari tidak memberi Syela kepada Tamar untuk memenuhi hukum
Musa, seperti yang pernah dijanjikannya. Alkitab menjelaskan bahwa
kematian Er dan Onan semata-mata karena mereka jahat di mata Tuhan, sama
sekali bukan karena Tamar.
Apa yang diperintahkan Tuhan tidak pernah salah, karena perintahNya
selalu menjauhkan anak-anakNya dari keadaan yang buruk dan dari pola
pikir yang salah. Tuhan memerintahkan agar keturunan Abraham tidak
bergaul, apalagi menikah dengan orang Kanaan. Mengapa? Karena orang
Kanaan akan menularkan iman mereka yang sesat dan cara hidup mereka
kepada umat pilihan Tuhan yang memiliki cara hidup yang sangat berbeda.
"Keindahan bersahabat dengan saudara seiman menjadi nyata saat kita berada dalam lembah kekelaman."
Tindakan Yehuda yang meninggalkan persekutuan dengan keluarga atau
saudara-saudaranya memberi pelajaran penting bagi kita untuk tidak
meninggalkan persekutuan dengan saudara seiman. Janganlah kita
menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan
oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin
giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat. (Ibr 10:25).
Sekuat apa pun iman seseorang, pergaulan yang buruk akan mengkhamiri
hal-hal baik yang ada padanya.
Persekutuan dengan saudara seiman selalu membawa manfaat yang besar bagi
kita. Di kala kita merasa tertekan, teman seiman tidak akan membawa
kita mencari kelegaan dengan pergi clubbing atau meneguk minuman keras,
sebaliknya mereka akan memberi penghiburan dan kekuatan dengan cara yang
benar. Saudara seiman akan selalu membawa kita semakin dekat dengan
Tuhan dan melihat kebaikanNya.
DOA
Bapa di Sorga, terima kasih untuk teman-teman seiman yang senantiasa berperan menjaga langkahku tetap berada di jalanMu. Dalam nama Tuhan Yesus berkatilah mereka. Amin.
Bongkar kebiasaan lama! Pengunjung yang baik meninggalkan komentar.
DOA
Bapa di Sorga, terima kasih untuk teman-teman seiman yang senantiasa berperan menjaga langkahku tetap berada di jalanMu. Dalam nama Tuhan Yesus berkatilah mereka. Amin.
Bongkar kebiasaan lama! Pengunjung yang baik meninggalkan komentar.